Oils dan
oleoresinous varnishes
Oilsdahulu biasa digunakan dalam formulasi cat tetapi telah
berkurang pemakaiannya seiring dengan pengembangan polimer yang lebih baik yang
dapat digunakan pada tipe cat yang lebih luas. Pengecualian untuk refined linseed oil dan linseed stand oil pada cat primer steel
dan kayu, resin jenis oils jarang
digunakan sebagai resin/binder pada cat industry. Bagai manapun juga oils sering digunakan sebagai komponen
modifikasi dalam persiapan resin oleoresinous
dan khususnya dalam resin oil-modified
alkyd.
Vegetable oils
umumnya dikelompokkan sebagai drying atau
nondrying oils dengan dasar apakah
akan bereaksi dengan udara untuk membentuk lapisan film seperti karet yang
mudah terlarut dengan solven. Sebagai contoh, linseed dan tung oil
adalah tipe drying oil, karena mereka
akan segera mengering ketika terkena oksigen. Jenis oils seperti soybean oil
(minyak kedelai) disebut sebagai semidrying
oils, karena tidak mengeringdengan cepat. Sejumlah oils, seperti castor oil
(minyak jarak) atau olive oil (minyak
zaitun) diklasifikasikan sebagai nondrying
oils. Nondrying oils seperti castor oil dapat diubah menjadi drying oil dengan cara dipanaskan hingga
530°F
(280°C)
selama beberapa jam untuk menghancurkan sejumlah asam dalam oil.
Proses pengeringan adalah reaksi oksidasi yang kompleks
yang melibatkan rantai karbon tidak jenuh dari asam lemak trigliserida dari drying oil. Reaksi tersebut sebagai
polimerisasi oksidatif atau auto-oxidation. Oksidasi dari drying oil dan pembentukan film akan terjadi selama alami, tetapi
kecepatan reaksi berjalan lambat sehingga biasanya dipercepat dengan penambahan
driers (pengering) seperti cobalt atau lead naphthenates.
Linseed oil
diekstraksi dari tanaman flax
berwarna keruh dan perlu untuk dimurnikan untuk menghilangkan pengotor alami.
Metode dari pemurnian tergantung pada tujuan oil tersebut digunakan. Oil
dapat dimurnikan dengan proses alkali, asam, atau pemutihan untuk menerangkan
warna dari film cat.
Pemurnian dengan alkali lebih umum digunakan dibandingkan
pemurnian dengan asam. Pada proses ini, oil
diproses dengan larutan sodium hidroksida dalam jumlah yang telah
diperhitungkan untuk menetralkan acid
value (nilai asam) dalam oil.
Nilai asam adalah angka dari asam bebas dalam polimer. Angka tersebut adalah
jumlah kalium hidroksida yang dibutuhkan untuk menetralkan satu gram polimer.
Sabun yang dihasilkan kemudian dihilangkan dengan proses sentrifugal. Oil yang telah dimurnikan kemudian
dicuci dengan air untuk menghilangkan semua material alkali yang tersisa.
Linseed oil
yang telah dimurnikan biasanya memiliki viskositas yang rendah dan perlu
dipanaskan untuk menghasilkan linseed
stand oil yang lebih kental. Oil
tersebut diproses dengan proses pemanasan pada suhu 520–575°F (270–300°C) dan akan mengental karena adanya reaksi polimerisasi. Hal ini akan
menghasilkan cat yang lebih fleksibel dan kuat, tetapi membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mengering.
Komentar
Posting Komentar